Diberdayakan oleh Blogger.

About Me

Foto saya
jakarta, jakarta, Indonesia
hi guys,hope you enjoy fisited my blog.

Pengikut

RSS

Jalan salib ala Petani


Rangkaian peringatan Paskah mencapai puncaknya pada Jumat Agung kemarin. Seperti biasa, umat Katolik menjalani renungan kisah sengsara Yesus dengan mengikuti jalan salib. Uniknya, tablo (drama) perjalanan itu dikisahkan ala petani oleh umat Katolik di Gubug Selo, Merapi, Kabupaten Magelang.
Prosesi jalan salib dimulai pukul 09.30. Lebih dari 50 orang mengikuti acara yang digelar di sepanjang jalan menuju Gunung Merapi, Dusun Grogol, Desa Mangunsoka, Kecamatan Dukun, Magelang, itu. 

Namun, tidak ada salib atau mahkota duri yang melingkar di kepala Yesus yang diperankan sepasang pemuda. Simbol salib diganti dengan alat bajak tradisional berupa garu, sedangkan mahkota duri diganti dengan caping petani. "Simbol memang kami ganti dengan nilai-nilai khas warga sini. Terutama petani," kata koreografer acara Susanto.

Prosesi acara yang dipimpin Prodiakon Gubug Selo Merapi Suharto itu dimulai dari sebuah kandang sapi kecil di ujung desa. Adegan pertama dimulai dengan pemberian dera atau hukuman kepada Yesus. Dalam rangkaian itu, sepasang Yesus diminta agar memanggul garu layaknya dua sapi yang sedang membajak.

Untuk mencapai puncak bukit atau akhir perjalanan salib, ada 12 perhentian. Di antaranya, pada perhentian kedua, kepala Yesus diberi mahkota duri (caping) dengan paksa. Yesus juga berhenti ketika bertemu dengan ibunya. "Seharusnya ada 14 pemberhentian hingga Yesus diturunkan dari salib. Tapi, kami persingkat menjadi 12 adegan," tutur Susanto.

Di setiap perhentian tersebut pemimpin rombongan membaca doa diikuti semua jemaat. Prosesi diakhiri dengan menaburkan bunga ke jenazah Yesus.

Suharto yang memimpin prosesi jalan salib mengatakan, ibadah tersebut mempunyai arti perlunya menghayati cinta kasih Tuhan yang rela mengorbankan diri demi umatnya. "Ini yang perlu diteladani pengikutnya," ujar dia

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

gerejo jawi nang ganjuran

k 
liburan kemaren,ane ke rumah eyang ane di deket ganjuran,karena eyang putri agamanya katolik,yuk lihat keunikan katolik di ganjuran ,karena komunitas katolik jawa ini punya gereja yang sangat mereka banggakan.namanya gereja hati kudus tuhan yesua ganjuran,deket kampung gw lho....
 Ganjuran, mungkin sudah tidak asing lagi bagi orang Jogja khususnya orang katholik. Ada apakah gerangan?? Di sana terletak sebuah lokasi peziarahan hati kudus Yesus dalam sebuah candi. Ganjuran ini memang terbilang unik, karena di sinilah agama berasimilasi dengan kebudayaan Jawa. Relief-relief untuk jalan salib berlatar belakang Jawa, Yesus digambarkan sebagai seorang raja Jawa di dalam sebuah candi, dan gereja Ganjuran yang belum lama selesai dibangun pun sangat kental nuansa Jawanya dengan bentuk seperti rumah Joglo.
Kalo kita amati gereja Ganjuran lebih dalam lagi, bangunan gereja ini konon mirip dengan bangsal keraton Jogjakarta. Bahkan untuk membuat arsitekturnya juga minta izin kepada pihak keraton Jogjakarta dan Sri Sultan HB X juga yang meresmikan gereja ini. Salah satu bentuk pelestarian budaya yang bagus menurut saya :) Oya, sekarang tempatnya pun lebih tertata rapi. Tempat parkir dan kios-kios pedagang yang biasanya ada di dalam kompleks gereja sekarang sudah direlokasi dengan baik sehingga kalo berdoa tidak lagi terganggu dengan suara kendaraan bermotor. Selain itu, disediakan pula dua buah pendopo yang bisa dipakai sebagai tempat untuk beristirahat, mengobrol, atau bahkan tidur (biasanya kalo saya datang bersama dengan teman-teman pasti menginap..hehehe…).
Tempat peziarahan ini selalu ramai dengan orang-orang yang datang, apalagi di waktu malam dan weekend biasanya tikar-tikar sudah habis dipakai :) banyak sekali orang yang berdoa, kalo ada yang mempunyai permohonan khusus biasanya berdoa ke dalam candi Hati Kudus Yesus untuk memanjatkan permohonan. Saya suka berada di sana karena suasananya nyaman dan tenang, sehingga enak untuk berdoa. Belum lagi kalo datang sore hari, biasanya ditemani dengan sinar matahari dan sepoi angin yang menyejukkan hati, jadinya malah pengen tidur (doh!) hehehehe… Saya dan pacar saya,Mawa, biasanya datang agak malam. Lalu kami berdoa dan pulang. Jarak tempuh dari Jogja ke Ganjuran juga tidak terlalu lama, sekitar 30-40 menit.  
  
  
 

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Reconquista


Reconquista,adalah sebuah peristiwa paling memilukan bagi umat islam di spanyol.kemarin baru saja saya menonton warisan  peninggalan dunia di spanyol.subhanallah,,betapa tolerannya bangsa moor di andalucia (spanyol masa islam) kepada para katolik spanyol saat itu,mereka dibiarkan beribadah dengan cara mereka,tanpa pajak,tanpa kekerasan ,dengan sarat harus hidup rukun bersama Muslim.

tapi dasar gak tau diri,kristen spanyol yg dipinpin raja aragon dan issabela menyerang andalucia,membantai ,dan menyuruh paksa pindah ke kristen.najong banget dah,semoga laknat Allah taala bersama para kafir itu.
 lo yang muslim harus tau,banyak masjid di bakar,jadi diskotikdan yang bagus di jadiin  gereja,konyol banget dah.bahkan yang paling bikin geram  ternyata umat islam yang tak mau masuk kristen harus rela di usir dari tanah mereka,tanah andalucia ke negeri magribi di afrika barat dan utara.
makanya gak usah heran kalo muke orang spanyol mirip arab,yak iyalah orang nenekmoyangnya campuran arab murtad sama kristen londo.yang menjadi tookoh penting adalah sultan muhammad 
12,ratu isabela,raja aragon dan raja ferdinand .perlu diketahui,kota kota yang dulu pusat kerajaan islam di andalucia adalah grenada,sevilla,andalucia,bahkan barcelona. 

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

bahaya loh makan babi


1. Babi dilarang dalam Alquran
Alquran melarang konsumsi babi tidak kurang dari 4 tempat yang berbeda-beda. Ia adalah dilarang dalam surat 2:173, 5:3, 6:145 dan 16:115.
“Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, “ [Al-Qur'an 5:3]
ayat-ayat Al Qur’an di atas cukup untuk memenuhi bagi Muslim mengapa babi diharamkan.
2. Daging Babi dilarang dalam Injil
Umat Kristiani lebih percaya dengan Kitab Suci agamanya. Injil melarang mengkonsumsi babi, dalam kitab Imamat
“Dan babi, meskipun ia memiliki kuku terbelah, namun dia tidak memamahbiak; babi adalah najis untuk Anda”.
“daging nya jangan kamu makan, dan bangkai mereka jangan engkau sentuh, mereka adalah najis untuk Anda.”[Imamat 11:7-8]
Babi juga dilarang dalam Injil dalam kitab Ulangan
“Dan babi, karena kukunya terbelah, namun bukan pemamah biak, ia adalah najis untuk Anda. Kamu jangan makan daging mereka, dan jangan menyentuh bangkai mereka.” [Ulangan 14:8]
larangan yang sama juga diulang dalam Injil dalam kitab Yesaya bab 65 ayat 2-5.
3. Konsumsi daging babi menyebabkan beberapa penyakit
non-Muslim Lainnya dan atheists akan setuju hanya akan percaya melalui alasan, logika dan ilmu pengetahuan. Memakan babi dapat menyebabkan tidak kurang dari tujuh puluh berbagai jenis penyakit. Seseorang dapat memiliki berbagai helminthes(cacingan) seperti cacing gelang, cacing keremi, cacing tambang, dll Salah satu yang paling berbahaya adalah Taenia Solium, yang dalam terminologi manusia disebut cacing pita. Ia hidup di usus dan sangat panjang. berkembang melalui telur, masuk ke aliran darah dan dapat mencapai hampir semua organ tubuh. Jika ia memasuki otak dapat menyebabkan hilangnya memori. Jika memasuki jantung dapat menyebabkan serangan jantung, jika memasuki mata dapat menyebabkan kebutaan, jika memasuki hati itu dapat menyebabkan kerusakan hati. Hal ini dapat merusak hampir semua organ tubuh.
Helminthes berbahaya lain adalah Trichura Tichurasis. Umum kesalahpahaman tentang babi adalah bahwa jika dimasak dengan baik, telur nya akan mati. Dalam sebuah riset penelitian yang dilakukan di Amerika, telah ditemukan bahwa dari dua puluh empat orang menderita Trichura Tichurasis, dua puluh dua telah memasak babi dengan sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa telur cacing dalam daging babi tidak mati dimasak dengan suhu normal.
4. Lemak babi mengandung bahan untuk bangunan
Daging Babi mempunyai sedikit otot (lemak) yang mengandung bahan untuk bangunan dan kelebihan lemak. Lemak ini mengendap di tubuh dan dapat menyebabkan hipertensi dan serangan jantung. Tidak mengherankan bahwa lebih dari 50% dari Amerika menderita hipertensi.
5. Babi merupakan salah satu binatang terjorok di bumi
Babi yang merupakan salah satu binatang terjorok di bumi. Ia hidup dan berkembang di kotoran binatang, kotoran manusia dan kotoran lainnya. Ini adalah jalan terbaik yang saya tahu bahwa Allah menciptakannya. Di masyarakat desa tidak memiliki toilet modern dan mereka membuang kotoran di udara terbuka. Sangat sering kotoran mereka akan habis dimakan oleh babi.
Beberapa orang berpendapat bahwa di negara-negara maju seperti Australia, babi dipelihara sangat bersih dan higienis. Bahkan dalam kondisi higienis ini babi-babi dalam kandang yang sama. Betapa pun keras Anda mencoba untuk menjaga mereka bersih, mereka jorok secara alami. Mereka memakan dan menikmati kotoran kawannya sendiri
6. Babi adalah binatang yang paling tak tahu malu
Babi adalah yang paling tak tahu malu binatang di muka bumi. Ini adalah satu-satunya binatang yang mengundang teman-teman yang melakukan hubungan seks dengan pasangannya. Di Amerika, kebanyakan orang mengkonsumsi babi. Sering kali setelah pesta dansa, mereka saling bertukar isteri; yaitu banyak yang berkata “Anda tidur dengan istri saya dan saya akan tidur dengan istri anda.” Jika Anda makan babi maka anda berkelakuan seperti babi. Kami masyarakat India meniru Amerika yang sangat maju dan canggih. Apapun yang mereka lakukan, kami ikuti setelah beberapa tahun. Menurut sebuah artikel di majalah lokal praktek bertukar istri telah menjadi hal yang lumrah di kehidupan Bombay.
Babi, berita tentang hewan haram yang satu ini memang seperti tidak ada habisnya. Belum selesai dengan isu dendeng babi, abon babi hingga daging sapi oplosan babi kini muncul lagi kejadian yang lebih fenomenal yakni flu babi (Swine Flu). Persebaran jenis flu ini cukup mencengangkan, dalam satu bulan saja flu yang konon berasal dari Meksiko ini kini sudah merambah ke berbagai belahan dunia lain.Korban di Meksiko sendiri tercatat telah mencapai 149 orang tewas. Negara-negara Amerika, Eropa dan Asia pun langsung sigap dengan memasang barikede untuk mencegah persebaran penyakit ini. Mulai dari pemeriksaaan di bandara hingga menghentikan jalur perdagangan ekspor dan impor daging babi.Pemerintah Indonesia melalui instansi terkait mulai melakukan pemeriksaan, khususnya bagi orang-orang yang masuk ke Indonesia. Tak terkecuali turis maupun warga Negara Indonesia sendiri.
Enam pintu masuk Indonesia pun kini mulai dipasangi Thermal Scanner pengukur suhu badan untuk mendeteksi dini terjangkit flu babi ini. Enam pintu masuk tersebut antara lain Bandara Soekarno-Hatta Jakarta, Ngurah Rai Bali, Hang Nadim Batam, Polonia Medan, Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta dan Pelabuhan Batam Center Batam. Departeman Pertanian melalui Badan Karantina pun sudah mengambil tindakan dengan menghentikan impor daging babi ke Indonesia.
“Untuk sementara waktu pemerintah menutup impor produk babi dan turunannya. Presiden Susilo Bambang Yudhonono pun melarang impor babi sampai waktu yang belum ditentukan,” ujar Menko Kesra Aburizal Bakrie. Di pihak lain, peternakan babi di beberapa kota besar di Indonesia juga sudah mulai diawasi oleh Dinas Kesehatan dan Pertanian. Sebab dikhawatirkan bisa menjadi pusat penyebaran virus flu babi ini.
Apa Itu Flu Babi
Flu Babi (swine influenza) merupakan penyakit influenza yang disebabkan oleh virus influenza A dengan subtipe H1NI. Virus ini dapat ditularkan melalui binatang, terutama babi, dan ada kemungkinan bisa terjadi penularan antarmanusia. Cara penularannya dapat melalui udara dan kontak langsung antara penderita dan orang terdekatnya.
Adapun gejala adalah mirip dengan influenza seperti demam, batuk, pilek, lesu, letih, nyeri tenggorokan dan sesak napas yang disertai mual, muntah dan diare. Masa inkubasi flu babi berkisar 3-5 hari. Kematian akibat flu babi kemungkinan terjadi karena gangguan paru-paru atau pneumonia. Penularan manusia pada manusia flu babi diperkirakan menyebar seperti flu musiman – melalui batuk dan bersin.
Badan Kesehatan Dunia, WHO, membenarkan bahwa setidaknya sejumlah kasus adalah versi H1N1 influenza tipe A yang tidak pernah ada sebelumnya. H1N1 adalah virus yang menyebabkan flu musiman pada manusia secara rutin. Namun versi paling baru H1N1 ini berbeda: virus ini memuat materi genetik yang khas ditemukan dalam virus yang menulari manusia, unggas dan babi. Virus flu memiliki kemampuan bertukar komponen genetik satu sama lain, dan besar kemungkinan versi baru H1N1 merupakan hasil perpaduan dari berbagai versi virus yang berbeda yang terjadi di satu binatang sumber. Atas kondisi terebut Badan Kesehatan dunia (WHO) menyatakan, virus flu babi berpotensi besar menjadi pandemi baru.
Virus jenis serupa sebelumnya pernah menjadi pandemi dunia pada tahun 1918. Virus ini dulu dikenal dengan nama Spanis Flu (Flu Spanyol). Korban penderita virus pada tahun 1918 sendiri mencapai angka sebanyak 50-60 juta jiwa. Korban penderita dari Indonesia sendiri tercatat mencapai angka 1,25 juta. Penyebaran virus flu babi bisa dicegah dengan pola hidup bersih dan sehat. Seperti mencuci tangan sebelum makan, setelah buang air dan setelah kontak fisik dengan hewan. Sedangkan untuk pengobatan mantan Menkes Siti Fadilah Supari mengatakan sama dengan obat flu burung yakni Tamiflu.
Peringatan Bagi Kita
Ini bukanlah pepatah, namun kajian informasi yang terkandung dalam Al-Quran memang tidak sembarangan. Perintah memakan makanan yang halal dan menjauhkan yang haram merupakan ketentuan Allah yang tidak bisa diganggu gugat. Tercantumnya babi sebagai salah satu hewan yang diharamkan untuk umatnya menjadi salah satu pertanda bahwa Allah SWT memiliki alasan yang sangat logis mengapa hewan satu ini dilarang.Munculnya penyakit flu babi ini menjadikan kita untuk bertanya, “mungkin inilah salah satu alasan mengapa babi dilarang”.
Diluar alasan logis lain mengenai tidak bolehnya babi dikonsumsi bagi umatnya. Kini kondisinya cukup memprihatinkan, sebab orang yang tidak makan babi pun bisa saja terkena penyakit flu babi ini. Ini artinya imbas dari babi sangat luas bisa merasuk ke berbagai sudut. Ini merupakan sebuah peringatan bagi kita, untuk selalu mengikuti perintah dan menjauhi larangan Allah SWT. Semoga saja kita bisa mengambil pelajaran dari kejadian ini.
Keluarga Ine Natasya, tidak percaya korban meninggal karena terserang virus flu babi. Mereka meminta sebelum anaknya dimakamkan, keluarga mencium wajah korban. TB Utama/DetikSurabaya.
Jadi tidak heran, jika daging babi itu berbahaya untuk dikonsumsi.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

babi haram karena??


Sudah lama kita mengetahui bahwa daging babi itu diharamkan dalam agama Islam. Seperti perintah-perintah Allah swt lainnya, waktu itu mungkin kita hanya tahu bahwa itu salah satu larangan dalam ajaran Islam. Lantas, sebenarnya mengapakah daging babi itu diharamkan sedemikian rupa?
Islam telah melarang segala macam darah. Analisis kimia dari darah menunjukkan adanya kandungan yang tinggi dari uric acid (asam urat), suatu senyawa kimia yang bisa berbahaya bagi kesehatan manusia.
Dalam tubuh manusia, senyawa ini dikeluarkan sebagai kotoran, dan dalam kenyataannya 98% dari uric acid dalam tubuh, dikeluarkan dari dalam darah oleh ginjal, dan dibuang keluar tubuh melalui air seni.
Maka dari itu, tidak heran jika Islam sangat menghargai metode prosedur khusus dalam penyembelihan hewan. Sseorang penyembelih, selagi menyebut nama dari Yang Maha Kuasa, membuat irisan memotong urat nadi leher hewan, sembari  membiarkan urat-urat dan organ-organ lainnya utuh. Hal ini menyebabkan kematian hewan karena kehabisan darah dari tubuh, bukannya karena cedera pada organ vitalnya.
Jika organ-organ, misalnya jantung, hati, atau otak dirusak, hewan tersebut dapat meninggal seketika dan darahnya akan menggumpal dalam urat-uratnya dan akhirnya mencemari daging. Hal tersebut mengakibatkan daging hewan akan tercemar oleh uric acid, sehingga menjadikannya beracun; hanya pada masa kini lah, para ahli makanan baru  menyadari akan hal ini.
Nah, ternyata, dalam hal ini tidak banyak yang tahu jika babi sebenarnya tidak dapat disembelih di leher karena mereka tidak memiliki leher; sesuai dengan anatomi  alamiahnya? Muslim beranggapan kalau babi memang harus disembelih dan layak  bagi konsumsi manusia, tentu Allah swt akan merancang hewan ini  dengan memiliki leher.
Namun diluar itu semua, semua orang tentu betul mengenai efek-efek berbahaya dari komsumsi babi, dalam bentuk apapun, baik itu pork chops, ham, atau bacon. Ilmu kedokteran mengetahui bahwa ada resiko besar atas banyak macam penyakit. Babi diketahui sebagai inang dari banyak macam parasit dan penyakit berbahaya. Sangat penting untuk diperhatikan bahwa sistem biochemistry babi mengeluarkan hanya 2% dari seluruh kandungan uric acidnya, sedangkan 98% sisanya tersimpan dalam tubuhnya.
Istilah halal-haram sebenarnya sudah lekat dengan keseharian kita. Kedua istilah tersebut bahkan telah jelas dideskripsikan dalam ajaran agama, khususnya agama islam seperti yg penulis anut. Dalam ajaran muslim bahwa teminologi halal adalah segala sesuatu yang diperbolehkan dan memiliki kaidah manfaat didalmnya. Pengertian sebaliknya berlaku bahwa sesuatu yg tidak diperbolehkan disebut dengan istilah haram.
Hal menarik lain dalam ajaran agama islam, salah satu perintah yang diharamkan adalah semacam darah, daging babi, anjing dsb.
Pernyataan mengapa darah diharamkan adalah analisis kimia dari darah menunjukkan adanya kandungan yang tinggi dari uric acid (asam urat) yaitu suatu senyawa kimia yang bisa berbahaya bagi kesehatan manusia.
Kemudian, mengapa dilarang pula pengkonsumsian daging babi, atau ham (*bukan HAM ) ) Sebenarnya, diluar dari larangan Al-Qur’an dalam pengkonsumsian babi, bacon; pada kenyataannya dalam Bible juga yaitu pada Leviticus bab 11, ayat 8,mengenai babi, dikatakan, ”Dari daging mereka (dari ”swine“, nama lain buat ”babi“) janganlah kalian makan, dan dari bangkai mereka, janganlah kalian sentuh; mereka itu kotor buatmu.“
Apakah pelarangan itu semata-mata karena babi kotor ? Ternyata tidak hanya itu. Karena kalau kita teliti lebih lanjut lagi, apakah anda tahu kalau babi tidak dapat disembelih di leher karena mereka tidak memiliki leher sesuai dengan anatomi alamiahnya? Muslim beranggapan kalau babi memang harus disembelih dan layak bagi konsumsi manusia, tentu Sang Pencipta akan merancang hewan dengan memiliki leher. Jadi sangat sulit sekali untuk menyembelih babi sebagaimana layaknya Muslim menyembelih hewan di lehernya yang memungkinkan semua darah keluar dengan sempurna.
Namun diluar itu semua, kita yakin betul mengenai efek-efek berbahaya dari konsumsi babi dalam bentuk apapun, baik itu pork chops, ham, atau bacon. Ilmu kedokteran mengetahui bahwa ada resiko besar atas banyak macam penyakit. Babi diketahui sebagai inang dari banyak macam parasit dan penyakit berbahaya, termasuk sebagai inang berkembangnya virus H5N1, virus flu burung yang sangat berbahaya, kemudian babi menularkannya kepada manusia. Informasi lanjut yang berkenaan dengan kandungan uric acid dalam darah sangat penting untuk diperhatikan yaitu bahwa sistem biokimia babi mengeluarkan hanya 2% dari seluruh kandungan uric acidnya, sedangkan 98% sisanya tersimpan dalam tubuhnya. Jadi, memang babi sangat berbahaya untuk dikonsumsi manusia.
Ada yang berpendapat kejadian yang berlangsung ketika Imam Muhammad Abduh mengunjungi Perancis. Mereka bertanya kepadanya mengenai rahasia diharamkannya babi dalam Islam. Mereka bertanya kepada Imam, ”Kalian (umat Islam) mengatakan bahwa babi haram, karena ia memakan sampah yang mengandung cacing pita, mikroba-mikroba dan bakteri-bakteri lainnya. Hal itu sekarang ini sudah tidak ada. Karena babi diternak dalam peternakan modern, dengan kebersihan terjamin, dan proses sterilisasi yang mencukupi. Bagaimana mungkin babi-babi itu terjangkit cacing pita atau bakteri dan mikroba lainnya.?“
Imam Muhammad Abduh tidak langsung menjawab pertanyaan itu, dan dengan kecerdikannya beliau meminta mereka untuk menghadirkan dua ekor ayam jantan beserta satu ayam betina, dan dua ekor babi jantan beserta satu babi betina. Mengetahui hal itu, mereka bertanya, ”Untuk apa semua ini?“ Beliau menjawab, ”Penuhi apa yang saya pinta, maka akan saya perlihatkan suatu rahasia.“
Mereka memenuhi apa yang beliau pinta. Kemudian beliau memerintahkan agar melepas dua ekor ayam jantan bersama satu ekor ayam betina dalam satu kandang. Kedua ayam jantan itu berkelahi dan saling membunuh, untuk mendapatkan ayam betina bagi dirinya sendiri, hingga salah satu dari keduanya hampir tewas. Beliau lalu memerintahkan agar mengurung kedua ayam tersebut.
Kemudian beliau memerintahkan mereka untuk melepas dua ekor babi jantan bersama dengan satu babi betina. Kali ini mereka menyaksikan keanehan. Babi jantan yang satu membantu temannya sesama jantan untuk melaksanakan hajat seksualnya, tanpa rasa cemburu, tanpa harga diri atau keinginan untuk menjaga babi betina dari temannya.
Selanjutnya beliau berkata, ”Saudara-saudara, daging babi membunuh ‘ghirah’ orang yang memakannya. Itulah yang terjadi pada kalian. Seorang lelaki dari kalian melihat isterinya bersama lelaki lain, dan membiarkannya tanpa rasa cemburu, dan seorang bapak di antara kalian melihat anak perempuannya bersama lelaki asing, dan kalian membiarkannya tanpa rasa cemburu, dan was-was, karena daging babi itu menularkan sifat-sifatnya pada orang yang memakannya.“
Kemudian beliau memberikan contoh yang baik sekali dalam syariat Islam. Yaitu Islam mengharamkan beberapa jenis ternak dan unggas yang berkeliaran di sekitar kita, yang memakan kotorannya sendiri. Syariah memerintahkan bagi orang yang ingin enyembelih ayam, bebek atau angsa yang memakan kotorannya sendiri agar mengurungnya selama tiga hari, memberinya makan dan memperhatikan apa yang dikonsumsi oleh hewan itu. Hingga perutnya bersih dari kotoran-kotoran yang mengandung bakteri dan mikroba. Karena penyakit ini akan berpindah kepada manusia, tanpa diketahui dan dirasakan oleh orang yang memakannya.
Itulah hukum Allah, seperti itulah hikmah Allah.
Ilmu pengetahuan modern telah mengungkapkan banyak penyakit yang disebabkan mengkonsumsi daging babi. Sebagian darinya disebutkan oleh Dr. Murad Hoffman, seorang Muslim Jerman, dalam bukunya ”Pergolakan Pemikiran: Catatan Harian Muslim Jerman“, halaman 130-131 :
”Memakan daging babi yang terjangkiti cacing babi tidak hanya berbahaya, tetapi juga dapat menyebabkan meningkatnya kandungan kolestrol dan memperlambat proses penguraian protein dalam tubuh, yang mengakibatkan kemungkinan terserang kanker usus, iritasi kulit, eksim, dan rematik. Bukankah sudah kita ketahui, virus-virus influenza yang berbahaya hidup dan berkembang pada musim panas karena medium babi?“
Dr. Muhammad Abdul Khair, dalam bukunya Ijtihâdât fi at Tafsîr al Qur’an al Karîm, halaman 112, menyebutkan beberapa penyakit yang disebabkan oleh daging babi: ”Daging babi mengandung benih-benih cacing pita dan cacing trachenea lolipia. Cacing-cacing ini akan berpindah kepada manusia yang mengkonsumsi daging babi tersebut. Patut dicatat, hingga saat ini, generasi babi belum terbebaskan dari cacing-cacing ini.
Penyakit lain yang ditularkan oleh daging babi banyak sekali, di antaranya :
  1. Kolera babi. Yaitu penyakit berbahaya yang disebabkan oleh virus
  1. Keguguran nanah, yang disebabkan oleh bakteri prosillia babi.
  1. Kulit kemerahan, yang ganas dan menahun. Yang pertama bisa menyebabkan kematian dalam beberapa kasus, dan yang kedua menyebabkan gangguan persendian.
  1. Penyakit pengelupasan kulit.
  1. Benalu eskares, yang berbahaya bagi manusia.
Fakta-fakta berikut cukup membuat seseorang untuk segera menjauhi babi :
  1. Babi adalah hewan yang kerakusannya dalam makan tidak tertandingi hewan lain. Ia makan semua makanan di depannya. Jika perutnya telah penuh atau makanannya telah habis, ia akan memuntahkan isi perutnya dan memakannya lagi, untuk memuaskan kerakusannya. Ia tidak akan pernah kenyang, bahkan memakan muntahannya sendiri.
  1. Ia memakan semua yang bisa dimakan di hadapannya. Memakan kotoran apa pun di depannya, entah kotoran manusia, hewan atau tumbuhan, bahkan memakan kotorannya sendiri, hingga tidak ada lagi yang bisa dimakan di hadapannya.
  1. Ia mengencingi kotoranya dan memakannya jika berada di hadapannya, kemudian memakannya kembali.
  1. Ia memakan sampah, busuk-busukan, dan kotoran hewan.
  1. Ia adalah hewan mamalia satu-satunya yang memakan tanah, memakannya dalam jumlah besar dan dalam waktu lama, jika dibiarkan.
  1. Kulit orang yang memakan babi akan mengeluarkan bau yang tidak sedap.
  1. Penelitian ilmiah modern di dua negara Timur dan Barat, yaitu Cina dan Swedia–Cina mayoritas penduduknya penyembah berhala, sedangkan Swedia mayoritas penduduknya sekular menyatakan : daging babi merupakan merupakan penyebab utama kanker anus dan kolon. Persentase penderita penyakit ini di negara-negara yang penduduknya memakan babi, meningkat secara drastis. Terutama di negara-negara Eropa, dan Amerika, serta di negara-negara Asia (seperti Cina dan India). Sementara di negara-negara Islam, persentasenya amat rendah, sekitar 1/1000. Hasil penelitian ini dipublikasikan pada 1986, dalam Konferensi Tahunan Sedunia tentang Penyakit Alat Pencernaan, yang diadakan di Sao Paulo.
Kini kita tahu betapa besar hikmah Allah mengharamkan daging dan lemak babi. Untuk diketahui bersama, pengharaman tersebut tidak hanya daging babi saja, namun juga semua makanan yang diproses dengan lemak babi, seperti beberapa jenis permen dan coklat, juga beberapa jenis roti yang bagian atasnya disiram dengan lemak babi. Kesimpulannya, semua hal yang menggunakan lemak hewan hendaknya diperhatikan sebelum disantap. Kita tidak memakannya kecuali setelah yakin bahwa makanan itu tidak mengandung lemak atau minyak babi, sehingga kita tidak terjatuh ke dalam kemaksiatan terhadap Allah SWT, dan tidak terkena bahaya-bahaya yang melatar belakangi Allah SWT mengharamkan daging dan lemak babi.
bersambung...

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

islam di suriname


Dunia Islam mendapat stigmatisasi negatif (citra buruk) di mata dunia internasional, terutama setelah kasus meledaknya gedung World Trade Center (WTC) di Amerika Serikat, 11 September 2001. Berbagai klaim dialamatkan kepada dunia Islam sebagai dunia gelap dan hitam. Kaum muslimin dicitrakan sebagai kaum teroris, radikalis, fundamentalis, dan puritanis, sebagaimana dulu kaum orientalis Barat sering menyebut orang-orang Islam sebagai pencinta perang, memaknai istilah jihad sebagai holly war (perang suci), menyebut mereka sebagai para penghunus pedang, haus darah, dan membenci kedamaian. Dengan alasan-alasan seperti itu tampaknya kemudian kenapa Irak dibumihanguskan, Afghanistan dihancurkan, dan Palestina hendak dimusnahkan (proses genosida). Umat Islam begitu buruk di mata Barat, hingga Barack Obama dalam pidato pertama saat dilantik sebagai presiden Amerika Serikat (AS), 20 Januari 2009 yang lalu penting menyebut tentang hubungan AS dengan kaum muslimin. Dia menyindir umat Islam dalam kesempatan itu bahwa orang-orang Islam dihargai (AS dan dunia internasional) karena apa yang mereka bangun, bukan apa yang mereka hancurkan.
Namun berbagai upaya menghancurkan Islam tidak lantas melenyapkan Islam di muka bumi. Cahaya Islam justru bersinar terang di tengah kebencian para musuhnya. Islam jusru diminati masyarakat Barat. Kehausan akan informasi tentang Islam melebihi kehausan mereka akan informasi-informasi tentang dunia intertainment (hiburan), olah raga, dan gaya hidup. Masyarakat Barat justru penasaran kenapa Islam dihujat, kenapa Islam dihinakan, kenapa kaum muslimin dianiaya dan dibantai. Hasilnya adalah semakin simpati masyarakat Barat terhadap Islam. Simpati itu menghasilkan empati, menjadi peduli, dan berujung pada cinta, hingga akhirnya menjadi ujung dari upaya pencarian hakekat keyakinan yang harus mereka peluk. Mereka masuk Islam. Di seluruh AS umpamanya diinformasikan bahwa dalam setiap hari tidak kurang dari 15 hingga 20 orang masuk Islam. Di Eropa tidak kurang dari 10 hingga 15 orang masuk Islam setiap hari. Dan begitu seterusnya cahaya Islam memancarkan sinarnya ke seluruh dunia, menerangi gelapnya malam, mencerahkan hati yang membatu menjadi hati yang lembut, merubah al-nafs al-lawwâmah (jiwa yang hina) menjadi al-nafs al-muthmainnah (jiwa yang tenang terkendali), melawan dendam permusuhan, menaklukkan dengki dan kebencian, memunculkan damai, cinta dan kasih sayang.
Sekilas Suriname
Cahaya Islam itu juga bersinar terang di Amerika Selatan, tepatnya di Negara Republik Suriname, negara bekas jajahan Belanda yang merdeka pada 25 Nopember 1975. Suriname berpenduduk hanya 492.829 jiwa (sensus penduduk tahun 2004) dan mendiami lahan subur seluas 163.820 km2. Negara yang menjadi penghasil bouksit (bahan alumunium) terbesar di dunia itu dihuni oleh penduduk dengan multi ras dan kultur. Ras terbesar adalah suku Hindustan, 135,177 jiwa (27,4 % jumlah penduduk), disusul kemudian suku Creool, 87,202 jiwa (17,7 %), Marron, 72,553 jiwa (penduduk asli, 14,7 %), Jawa, 71,879 jiwa (14,6 %), dan suku-suku kecil lain seperti Inheems, 18,037 jiwa (3,7 %), Gemends, Kaukasish, China, dan lain-lain.
Negara Suriname berbatasan dengan Brazilia sebelah selatan, Guyana Perancis (timur), Guyana Inggris (barat), dan samudera Atlantik (utara). Negara itu dibagi ke dalam 8 distrik utama (semacam propinsi), yaitu: Paramaribo (ibu kota negara), Para, Coronie, Commewijne (konsentrasi utama masyarakat Jawa), Brokopondo, Samaracca, Marowijne (penghasil tambang utama, bauksit), dan Nickerie (pusat persawahan dan lumbung padi). Seperti Indonesia, Suriname memiliki iklim Tropis dengan musim hujan lebih panjang dari musim panas. Musim hujan biasanya terjadi pada bulan Nopember hingga Juli, sedangkan musim panas terjadi pada bulan Juli hingga Nopember setiap tahun. Itulah, maka tanah Suriname sangat subur, hutan yang hijau dan berbagai tanaman tumbuh subur di sana. Berbagai tanaman yang tumbuh di Indonesia, tumbuh pula di sana.
Dalam sejarah panjangnya, wilayah ini ditemukan oleh seorang Spanyol, Kapten Alonso De Ujida, asisten pelayar terkenal Amrico Pespucci pada tahun 1499. Dia sampai di pantai timur laut Amerika Latin dan menemukan kelompok-kelompok suku Marron (Indian) menyebut wilayah itu dengan nama Guyana. Pada tahun 1593, pemerintah Spanyol menjajah wilayah tersebut sampai dengan kedatangan seorang Inggris F.L. Wiilaughby pada tahun 1651 untuk kemudian menjajahnya atas nama pemerintah Inggris. Pada tahun 1667 Belanda berhasil merebut wilayah itu dari tangan Inggris setelah sebelumnya terjadi pertempuran sengit. Kemudian pada tahun 1816, wilayah Guyana itu dibagi menjadi tiga, yaitu: Guyana Perancis (dibawah jajahan Perancis), Guyana Inggris (dibawah jajahan Inggris), dan Suriname (dibawah jajahan Belanda).
Belanda menjajah Suriname selama lebih kurang tiga setengah abad. Pada tahun 1950, Suriname diberikan hak otonomi, tahun 1954 menjadi negara bagian Belanda, dan pada 25 Nopember 1975 diberikan hak kemerdekaan.
Pada masa penjajahan Belanda, dimulai sejak abad 17, Suriname menjadi sumber penghasil devisa terbesar bagi negeri Kincir Angin itu, di samping dari Indonesia dan negara jajahannya yang lain. Maka di Suriname dibangun proyek perkebunan (plantation) secara besar-besaran. Dibangun di sana proyek perkebunan (plantation) tebu, kopi, kapas, jeruk, pisang, padi, kelapa, dan lain-lain. Untuk menggarap proyek besar itu, Belanda merekrut tenaga kontrak secara besar-besaran dari Afrika, India, dan Jawa (Indonesia). Mereka dipekerjakan secara paksa di perkebunan-perkebun an tersebut hingga akhirnya mereka menetap turun-temurun di sana karena tidak mungkin pulang kembali ke negeri asalnya. Bahkan untuk kasus orang-orang dari Afrika (Negro), mereka tidak saja menjadi tenaga kontrak, melainkan jauh sebelum itu diperlakukan sebagai budak (slavers) dari para kaum penjajah. Kaum Negro itu sampai mendapat julukan penghinaan sebagai kaum Jewcach (kotoran orang Yahudi), karena mereka diperbudak oleh kaum Yahudi (Barat) yang salah satu kerjaan mereka adalah membersihkan kotoran kaum Yahudi. Kaum Negro itu akhirnya terbagi menjadi dua, 1) suku Creool, yang masih setia di kota sebagai budak dengan tetap mengabdi kepada majikannya, dan 2) mereka yang melarikan diri ke hutan karena tidak sudi menjadi budak orang Yahudi, mereka itu kemudian dikenal dengan suku Bush Negro.
Kini mereka adalah keturunan ke tiga atau ke empat dari nenek moyang mereka yang dijadikan tenaga kontrak atau budak Belanda itu. Kini mereka tidak lagi menjadi tenaga kontrak atau budak seperti embah-embahnya dulu karena negara sudah merdeka. Mereka telah menghirup udara bebas di alam kemerdekaan. Secara ekonomi, kehidupan mereka relatif mapan. Jumlah penduduk sedikit dengan kekayaan alam yang begitu melimpah, nyaris tidak ditemukan fakir miskin. Tidak ada pengangguran asal mau kerja, kecuali mereka yang bermalas-malas. Disiplin kerja begitu tinggi dan setiap orang dihargai berdasarkan prestasinya. Tidak dikenal uang pelicin untuk melancarkan urusan di berbagai instansi. Urusan segera dikerjakan sepanjang waktu memungkinkan. Penghargaan terhadap waktu begitu tinggi. Apabila Anda terlambat beberapa menit saja, maka urusan Anda tidak dapat diproses. The time is money, kata mereka. Maka menunggu Anda diluar waktu adalah kerugian bagi mereka.
Latar belakang suku asal mereka masih sangat diperhitungkan dalam percaturan politik negara tersebut. Hal itu terlihat dalam kelompok-kelompok organisasi masyarakat dan politik yang masih sangat kental akan warna suku dan ras. Ada partai dari suku Hindustan, Creool, Jawa dan lain-lain. Dominasi suku-suku tersebut tidak jarang kemudian menimbulkan benturan-benturan antar suku-suku seperti yang terjadi pada tahun 1980, dimana tentara mengambil alih pemerintahan karena terjadi kekacauan antara suku. Meskipun demikian, kudeta itu tidak memperbaiki keadaan.
Bahasa resmi Suriname adalah bahasa Belanda. Di samping itu ada bahasa Suranan Tango (Taki-Taki, take-take), yaitu bahasa campur-campur, serapan dari berbagai bahasa di Afrika, Inggris, Belanda, Perancis dan lain-lain, hingga menjadi bahasa umum di masyarakat. Selain itu ada bahasa Hindustan Suriname yang dipakai oleh kalangan keturunan India, dan bahasa Jawa yang dipakai oleh kalangan masyarakat dari suku-suku di Indonesia, terutama Jawa.
Kentalnya latar belakang suku, mendatangkan problematika tersendiri bagi Suriname. Mereka dulu datang dari berbagai negara (Afrika, India, Jawa, Cina) tidak karena kemauannya sendiri melainkan dipaksa datang sebagai budak atau tenaga kontrak dengan latar belakang kultur yang berbeda. Kondisi tersebut masih sangat dominan pada masa kemerdekaan kini, dimana mereka sulit disatukan atas nama kebangsaan. Mereka sangat berpegang teguh pada sukuisme dan primordialisme.
Rendahnya sumber daya manusia (SDM) menjadi masalah besar. Mereka yang tadinya sebagai budak dan tenaga kontrak, setelah ditinggal Belanda harus mengurus negaranya sendiri. Yang terjadi adalah ketidakmampuan menggarap lahan luas yang dulu dijadikan perkebunan penghasil devisa utama. Tanah-tanah itu diserahkan pada elit-elit penguasa dan tuan tanah yang penangannya dilakukan sendiri-sendiri dengan hasil tidak sepenuhnya untuk kepentingan rakyat banyak. Di samping itu, kemerdekaan negara yang tidak dihasilkan melalui proses perjuangan mengusir penjajah, melainkan berkat hadiah yang diberikan sang penjajah, menyebabkan tidak semua puas dengan suasana kemerdekaan seperti sekarang. Bahkan sebagian berontak ingin melepaskan diri (seperti yang pernah terjadi pada distrik Morowijne) atau merasa bahwa pada masa penjajahan Belanda lebih sejahtera dibandingkan masa sekarang.
Islam di Suriname
Data statistik sensus penduduk Suriname tahun 2004 menunjukkan bahwa Islam di Suriname mencapai 66,307 jiwa (13,5 % dari jumlah penduduk), menduduki peringkat ketiga setelah agama Kristen, 200,744 jiwa (40,7 %) dan Hindu, 98,240 jiwa (19,9 %). Dari seluruh umat Islam di Suriname, yang terbanyak berasal dari suku Jawa, 46,156 jiwa (69,6 %) dan yang lain dari Hindustan, 15,636 jiwa (23,6 %) dan suku-suku lain. Pada mulanya secara umum masyarakat muslim Suriname memeluk agama sekedar mewarisi agama nenek moyang. Hal itu terjadi karena mereka memang datang ke Suriname tidak mendapatkan pendidikan agama yang kuat. Pada kasus masyarakat muslim Jawa umpamanya, kebanyakan mereka berasal dari tradisi agama Islam Jawa Abangan yang hanya mengenal Islam sekedar nama dan lebih kental dengan unsur tradisi dan budaya Jawa. Hal itu terlihat umpamanya, kenapa hingga sekarang sebagian masih mempertahankan shalat menghadap ke barat seperti nenek moyang mereka dari Jawa, padahal Suriname berada di sebelah barat Ka’bah.
Namun sejalan dengan perkembangan zaman, pemahaman Islam semakin membaik, dan kesadaran untuk beragama Islam secara kâffah (komprehensif) semakin meningkat, maka umat Islam Suriname semakin menunjukkan jati dirinya. Islam tidak lagi dijadikan sebagai agama warisan nenek moyang, tapi dipeluknya dengan seutuh kesadaran. Lambat laun Islam tidak saja dijadikan sebagai agama tradisi nenek moyang, tapi menjadi sebuah jalan kebenaran untuk mencapai kebahagian dunia dan akhirat. Fenomena seperti itu dapat dengan mudah kita temui di mana-mana, di kota dan kampung, di pasar dan jalan-jalan. Berbusana muslim / muslimah menjadi pemandangan yang biasa di tengah-tengah gempuran model busana Barat yang mengumbar aurat. Sahut menyahut ucapan salam simbol Islam (Assalâmu’alaikum warahmatullâhi wa barakâtuh) antara muslim Jawa dengan muslim Hindustan atau Creool, menjadi budaya mereka yang menggambarkan betapa suasana ukhuwwah dan silaturrahmi itu dibangun begitu indah. Bahkan tidak jarang persahabatan itu berlanjut dengan membangun hubungan keluarga dengan menikahnya muslim Jawa dengan muslimah Hindustan umpamanya.
Kondisi keberagamaan masyarakat muslim Suriname yang semakin tercerahkan itu bukan terjadi dengan sendirinya. Peran lembaga-lembaga organisasi sosial, yayasan dan masjid dalam melakukan perubahan sikap keberagamaan itu begitu besar. Berbagai kegiatan dilakukan dalam upaya menghidupkan api Islam di Suriname dari yang paling tradisional sampai yang paling modern, dari yang baru tahap mengajarkan membaca huruf-huruf Arab, hingga upaya pengenalan Islam melalui seminar dan simposium, radio, televisi dan internet. Dakwah bukan saja untuk umat Islam tapi juga meluas ke semua anak negeri. Geliat itu begitu terasa hingga pemeluk Islam bukan saja orang Jawa dan Hindustan, tapi juga satu persatu orang-orang Negro dan kulit putih pun mencintai Islam. Masjid masyarakat Creool yang terkenal adalah Masjid Shadaqatul Islam di kota Paramaribo.
Cahaya Islam Bersinar Terang.
Perserikatan milik umat Islam keturunan India, Suriname Muslim Associatie (SMA), memiliki andil besar dalam menyalakan cahaya Islam di Suriname. Organisasi ini memiliki masjid terbesar di kota Paramaribo dibambah dengan 14 masjid lain yang berada dalam binaannya. Organisasi yang bermazhab Ahli Sunnah wal Jama’ah al-Hanafi itu mengelola sekolah-sekolah dan 2 panti asuhan anak yatim yang cukup bagus. Meskipun dikelola oleh para pengurus dari keturunan India, tapi terbuka kegiatannya untuk seluruh umat Islam, bahkan salah satu imam Masjid Terbesar itu adalah seorang ustadz dari keturunan Jawa, dan para pengajarnya juga ada yang berlatar belakang keturunan bukan India.
Stichting der Islamitische Gemeenten in Suriname (SIS), Yayasan Islam Suriname, adalah lembaga paling berpengaruh di Suriname dari kalangan suku Jawa yang membawa obor perubahan bagi kebangkitan Islam. Lembaga ini memiliki masjid utama, Masjid Nabawi, dengan 54 masjid lainnya berada dalam binaannya tersebar luas di distrik Paramaribo dan distrik-distrik lain. Empat sekolah (madrasah) formal yang didirikan sejak tahun 80-an menjadi cikal bakal bagi proses pengkaderan dan penempaan sejak dini tentang kesadaran beragama Islam. Sekolah-sekolah itu diikuti oleh murid-murid dari berbagai suku dan agama, tidak hanya Jawa dan Islam. Di madrasah-madrasah itu, apapun latar belakangnya, semua harus mengikuti pelajaran Islam dan kepribadian muslim. Dakwah yang sangat strategis. Mereka yang non-Islam memeluk Islam ketika sekolah atau seusai mengikuti pendidikan. Bahkan keluarga mereka pun akhirnya ikut memeluk Islam seperti anak-anak mereka yang belajar di sekolah-sekolah itu. Dakwah yang lain dilakukan dengan membangun panti asuhan anak yatim dan panti jompo.
Masjid Nabawi dan masjid-masjid lain menjadi pusat kegiatan Islam bagi masyarakat Islam lebih luas. SIS mengelola masjid-masjid itu tidak sekedar sebagai tempat ibadah shalat. Kegiatan rutin mingguan setiap Kamis malam Jum’at dalam bentuk pengajian dan ceramah dilakukan tidak saja dalam rangka pengayaan pemahaman terhadap ajaran Islam, tapi juga sebagai media memperkokoh ukhuwah di kalangan jama’ah serta dalam rangka membangun shaff wâhid (barisan satu) seakan mereka sebagai bunyân marshûs (bangunan yang kokoh). Masjid-masjid juga digunakan sebagai taman pendidikan al-Quran yang peserta didiknya tidak saja di kalangan anak-anak dan remaja, tapi juga di kalangan para pensiunan dan manula (manusia lanjut usia).
SIS mempelopori gerakan pembaruan Islam di kalangan masyarakat Jawa. Kaum Abangan Jawa yang tadinya sangat kental dengan tradisi kejawen dan shalat menghadap ke barat, lambat laun dirubah menjadi masyarakat muslim dengan pemahaman yang lebih baik. Organisasi kalangan Jawa Abangan (Ngulonan, karena shalat menghadap ngulon, barat), seperti Federatie van Islamitische Gemeenten in Suriname (FIGS) terus menerus diajak dialog secara kelembagaan ataupun pribadi-pribadi hingga satu-persatu menemukan kebenaran itu. Bahkan para pemimpin Ngulonan pun, sesungguhnya telah mengetahui kebenaran itu dan mudah-mudahan segera dibukakan pintu hidayah. Maka muncullah masjid-masjid baru dengan gerakan pencerahan Islam yang menjadi pusat bagi terbitnya cahaya Islam, seperti masjid Ansharullah, masjid Asy-Syafi’iyah Islam, masjid Rahmatullah Islam, dan lain-lain.
Gerakan al-rujû’ ila al-Islâm (kembali kepada Islam) dengan kesadaran untuk menerapkan Islam secara kâffah (komprehensif) dalam segala lini kehidupan, telah dilakukan oleh lembaga SIS sejak tahun 1980-an. Yaitu seiring dengan kedatangan para da’i yang berjuang bagi kebaikan Islam dan saudara muslimnya di Suriname. Ustadh Sobari Muhammad Ridwan (kini ketua SIS), asal Banyumas yang bermukim lama di Masjid Haram Makkah sebelum berdakwah di Suriname, datang ke Suriname tahun 1981. Beliau berdakwah tidak kenal lelah dari rumah ke rumah, kampung ke kampung, menjelaskan bagaimana ajaran Islam itu. Islam tidak sekedar agama warisan dan tradisi nenek moyang. Islam adalah ajaran hidup yang memberikan kebahagiaan bagi pemeluknya. Kaum muslimin harus bangga dengan agamanya, mengerti benar ajarannya dan menerapkannya dalam kehidupan sosial. Datang pula para da’i, Ustadz Ali Ahmad (asal Jawa Tengah, kini telah pensiun dan tinggal di Belanda), Ahmad Mujib (telah pulang ke Bekasi beberapa tahun lalu), Ahmad Muslih (telah pulang ke Semarang setelah pensiun). Datang pula Ustadz Abdul Ghafir yang kini kiprahnya tidak saja untuk organisasi SIS, tapi masuk di kalangan muslim Ngulonan dan masyarakat Hindustan dengan penguasaan bahasa Belanda yang sangat bagus. Beliau aktif mengajar dan berdialog dengan pemuda dan mahasiswa di kampus-kampus, juga tekun mengajar ngaji bapak-bapak pensiunan dan manula dari masjid ke masjid. Datang pula Ustadz Ali Arifin Thalhah, alumni Libiya, asal Padang yang datang ke Suriname tahun 1983. Pada waktu datang, tak sepatah kata pun mampu mengucapkan bahasa Jawa. Tapi kini bahasa Jawanya lebih halus dari orang Jawa, bahkan bahasa Taki-taki, Hindustan, dan Belanda menjadi bahasanya dalam mengajar, ceramah, dan berdialog. Ustadzh yang pernah mempunyai rumah makan Padang satu-satunya di Suriname itu dengan lincah dapat masuk di komonitas masyarakat Jawa, Hindustan, dan Creool dengan menggunakan bahasa mereka.
Generasi berikutnya adalah para ustadz yang datang dari anak-anak Jawa warga negara Suriname sendiri, seperti Ustadz Mahfudz Sarijadi (aktif sebagai militer dan berdakwah di kalangan militer dan sipil), Ustadzh Abdul Ghaffar (ketua lembaga forum umat Islam yang membawahi organisasi-oraganis asi Islam dari berbagai latar belakang suku). Kedua ustadz tersebut alumni Indonesia dari Pondok Modern Gontor. Datang pula kader-kader yang disekolahkan di Timur Tengah dari anak-anak Jawa Suriname, seperti Ustadz Marcel (kini pimpinan Masjid Darul Falah, penghulu dan penyiar radio Garuda berbahasa Jawa), Ustadz Stanly Suro Raharjo (ketua Bidang Agama Islam Departemen Dalam Negeri Suriname), Ustadz Henry Waluyo dan lain-lain.
Dakwah yang Hidup dan Mencerahkan
Sinar Islam itu memancar karena sentuhan lembut para da’i-da’inya. Mereka menampilkan Islam dengan wajah cerah dan dengan bahasa simpatik. Mereka berjuang tidak mengenal lelah, tidak untuk materi apalagi dalam rangka menggapai jabatan. Dakwah dilakukan secara praktis berdasarkan kepentingan masyarakat. Oleh karenanya sang da’i dituntut tidak saja pandai berceramah, tetapi mampu menjadi teladan dalam kehidupan, termasuk teladan dalam membangun rumah tangga, masyarakat dan kehidupan ekonomi. Mereka mendakwahkan Islam sebagai ajaran yang hidup dan dinamis. Islam tidak saja ada dalam do’a, dzikir, masjid, kenduri, walimah pernikahan, dan kematian. Islam mestinya diterapkan dalam kehidupan sehari-hari di rumah, di pasar, kantor, pemerintahan, dan lain-lain. Islam menjadi ajaran transformatif yang mampu mentranformasikan nilai-nilai ajarannya ke dalam kehidupan nyata.
Itulah dakwah yang hidup dan mencerahkan. Yaitu dakwah yang dilakukan dengan pengorbanan harta, tenaga, pikiran, dan jiwa. Dakwah yang dilakukan ditengah kerusakan yang telah memuncak, di saat kejahatan meraja lela, di tengah-tengah kebatilan dan kemungkaran, di tengah masyarakat Jahiliyyah, dan di tengah masyarakat yang penuh kemusyrikan dan kemunafikan. Dakwah dilakukan dengan penuh linangan air mata dan cucuran darah, penuh tantangan dan rintangan. Itulah dakwah yang dilakukan para nabi dan rasul, para syuhada’ dan pejuang, para auliya’ Allah (wali Allah) dan ulama di sepanjang zaman.
Karena Islam hadir sebagai rahmatan lil ‘âlamîn (kasih sayang bagi sekalian alam), sebagaimana yang terkandung dalam Q.S. al-Anbiyâ’/21: 107, al-An’âm/6: 54, al-A’râf/7: 158, Saba’/34: 28, maka dakwah Islam harus dihadirkan dalam rangka menjelaskan kebenaran kepada seluruh alam. Islam bukan untuk bangsa, suku, atau golongan tertentu. Islam hadir untuk seluruh dunia. Islam hadir tidak untuk membawa bencana, petaka, dan kehancuran, tapi datang untuk menebar rahmah, kasih sayang, dan kedamaian. Maka dakwah yang hidup yang mampu menjangkau seluruh dunia adalah dakwah yang dilakukan dengan pemahaman yang luas, hati lapang, dan memandang manusia sebagai saudara. Rasa persaudaraan itu harus ditanamkan sedemikian rupa, sehingga orang yang baru mengenal Islam tertarik menerimanya. Rasulullah bersabda: “Tebarkanlah rahmah kepada siapa yang di bumi, niscaya yang di langit akan memberikan rahmah pula kepadamu”. (H.R. Bukhari). Juga sabda beliau: “Sesungguhnya hamba-hamba Allah yang akan diberi rahmah oleh Allah hanyalah orang-orang yang memiliki rasa rahmah di dalam diri mereka”. (H.R. Bukhari, Muslim).
Maka dalam rangka sukses dakwah, Buya Hamka pernah memberikan beberapa kiat, antara lain:
1. Niat yang benar. Mengetahui tujuan dakwah. Apakah untuk kepentingan pribadi, popularitas, atau agar mendapat kemegahan dan pujian orang. Bila niat dakwah bulat, demi menjalankan perintah Allah, mengharapkan ridha-Nya, dan guna menegakkan agama-Nya, maka andaikan menemukan kegagalan dan kesusahan; air mata mengalir, sumpit tidak berisi, beras yang akan ditanak tidak sampai menyampai, dan berbagai derita yang lebih besar dirasakan, sang da’i itu akan terus berjuang membela agama Allah. Kian banyak rintangan yang menghadang kian matang pengalaman dalam berdakwah. Dakwah akhirnya bukan semata-mata dari mulut, tapi tumbuh dari hati. Dakwah yang keluar dari hati akan diterima oleh hati. Sedangkan dakwah yang hanya keluar dari mulut yang menerima pun hanya kulit telinga saja, masuk dari telinga kanan, keluar dari telinga kiri.
2. Mengerti apa yang dibicarakan. Seorang da’i tidak hanya pandai pidato dan retorika. Dia harus menguasai materi yang disampaikan. Oleh karena itu diperlukan persiapan yang matang sebelum berbicara. Seorang da’i yang tidak begitu pandai berbicara pun bisa jadi berhasil dalam dakwahnya, bila apa yang disampaikan itu dikuasai dan dihayati. Nabi Musa kurang pandai dalam pidato, tapi berhasil dalam dakwahnya.
3. Mempunyai kepribadian yang kuat dan teguh. Seorang da’i tidak boleh mudah terpengaruh oleh pujian orang, dan tidak mudah tergoncang oleh kebencian orang. Jangan ada cacat dalam perangai, meskipun mungkin ada cacat secara fisik.
4. Mempunyai pribadi yang menarik, lembut tetapi bukan lemah, tawadhu’ merendahkan diri tetapi bukan rendah diri, pemaaf tapi disegani. Dia duduk di tengah orang banyak, namun tetap tinggi dari orang banyak. Merasakan apa yang dirasakan orang banyak. Sikap lembut yang menjadi keharusan bagi sang da’i itu ditegaskan dalam al-Quran Surat Ali Imran/3: 159.
5. Mengerti al-Quran dan al-Sunnah sebagai pokok pedoman utama. Selain itu, sang da’i harus mengerti Psikologi (ilmu jiwa), mengerti adat istiadat orang yang jadi sasaran dakwah.
6. Tidak membawa sikap pertentangan, menjauhkan dari perdebatan, apalagi kalau yang diperdebatkan itu hanya persoalan khilafiyah. Sang da’i hendaknya memiliki budi pekerti yang luhur, tidak membicarakan hal-hal yang membawa kepada perpecahan, tapi membawa kepada persatuan.
7. Keteladanan. Keteladanan dalam sikap hidup sang sa’i jauh lebih berkesan kepada umat dari pada ucapan yang sekedar keluar dari mulut. Oleh karena itu tidak cukup bagi da’i, ketangkasan dalam bertutur kata dan berpidato, tapi dia harus mendidik diri sendiri untuk taat menjalankan agama, taat beribadah, fasih mengungkapkan ayat-ayat maupun hadits dalam bahasa Arab, dan lain-lain. Semua keteladanan itu akan mendukung kesuksesan dalam berdakwah.
8. Menjaga diri dari hal-hal yang akan mengurangi harga dirinya. Seorang da’i harus menjauhkan diri segala bentuk maksiat, termasuk berbagai hal yang tidak bermanfaat, menjauhi tempat-tempat yang akan mengurangi penghargaan orang kepadanya. Seorang da’i, tidak hanya sepuhan luarnya saja, sehingga disebut dengan da’i karbitan. Seorang da’i tidak boleh hanya tampak shaleh waktu tampil di podium ketika berceramah. Sang da’i harus bertaqwa kepada Allah, bukan sepuhan atau sifat kemunafikan yang disandang.
Sebuah Optimisme dan Prospek Masa Depan
Yang menarik dalam statistik tahun 2004 di Suriname adalah adanya jumlah yang cukup tinggi dari kalangan penduduk yang tidak menentukan jenis agama, tidak Kristen, Hindu, atau Islam. Jumlahnya sangat fantastis, yaitu 127,538 jiwa (25,8 % jumlah penduduk), dengan rincian: agama tradisi, 16,291 jiwa, lain-lain 12,258 jiwa, tidak menjawab, 21,785 jiwa, tidak jelas, 75,823 jiwa, dan tidak dikenal, 1,381 jiwa. Angka itu jauh lebih tinggi dari jumlah pemeluk agama Islam yang hanya 66,307 jiwa (13,5 %). Artinya bahwa di sana masih ada lahan dakwah yang cukup luas bagi kemungkinan menambah angka pemeluk Islam. Bila kemudian jumlah orang-orang yang belum beragama itu, karena alasan tidak tahu, tidak bisa menjawab atau bingung, tertarik dengan cara hidup kaum muslimin, melihat para da’i yang lembut dan santun, dan akhirnya masuk Islam. Maka Jumlahnya akan meningkat dua kali lipat lebih dari jumlah sekarang. Hal itu bukan omong kosong. Kemungkinan itu bisa terjadi, bila semangat dakwah terus dibangun, kiat-kiat sukses dakwah diikuti dengan baik, dan pengurbanan tidak pernah berhenti. Meskipun tentu saja, sukses dakwah tidak saja ditentukan oleh jumlah pengikutnya (kuantitas), tapi yang lebih penting adalah kualitas kaum muslimin itu sendiri.
Berbagai tantangan dakwah pasti ada. Kebodohan, kemiskinan, kemalasan sebagian kaum muslimin sehingga sulit diajak maju, menjadi kendala tersendiri dalam perjuangan. Pengaruh materialisme, hedonisme, modernisasi dan globalisasi, giatnya upaya kristenisasi dan sekularisasi dari budaya Barat menjadi rintangan berat dalam berdakwah.
Namun optimisme harus tetap dibangun. Rintangan demi rintangan harus dihadapi. Tidak ada perjuangan tanpa rintangan. Keberhasilan mengatasi rintangan itulah kebahagiaan dan kejayaan. Untuk mewujudkan khair ummah (umat terbaik) memang diperlukan al-amr bi al-ma’ruf wa al-nahy ‘an al-munkar (dakwah memerintah kepada yang baik dan mencegah kemungkaran) , serta adanya keteguhan iman yang kokoh (Q.S. Ali Imrân/3: 110). Allah juga menjanjikan kepada para pejuang akan jalan-jalan kebahagiaan itu: “dan orang-orang yang berjuang untuk agama Kami, maka niscaya Kami akan tunjukkan jalan-jalan Kami”. Q.S. al-Ankabût: 69. Itulah jalan-jalan kesuksesan, kemenangan, kesejahteraan, kejayaan dan kebahagiaan.
Semoga Islam terus bersinar dimana-mana, menerangi kegelapaan, memerangi kebodohan, dan melawan kezaliman.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

sejarah waisak

Hari Raya Waisak sendiri dikalangan umat Buddha sering disebut dengan hari raya Trisuci Waisak. Disebut demikian karena Waisak memperingati tiga peristiwa penting yang semuanya terjadi di bulan Vesakha dan pada waktu yang sama yaitu tepat saat bulan purnama. Tiga peristiwa penting itu adalah:

KELAHIRAN PANGERAN SIDHARTA:

haxims.blogspot.com

Pangeran Sidharta adalah Putra seorang Raja yang bernama Raja Sudodhana dan seorang Permaisuri yang bernama Ratu Mahamaya. Pangeran Sidharta lahir kedunia sebagai seorang Bodhisatva ( Calon Buddha, Calon Seseorang yang akan mencapai Kebahagiaan Tertingggi ). Beliau Lahir di taman Lumbini pada tahun 623 Sebelum Masehi



PENCAPAIAN PENERANGAN SEMPURNA:

haxims.blogspot.com

Pangeran Sidharta pada usia 29 tahun beliau pergi meninggalkan Istana dan pergi menuju Hutan untuk mencari Kebebasan dari USIA TUA, SAKIT, dan MATI. Kemudian Pada saat Purnama Sidhi di bulan Waisak Pertapa Sidharta mencapai Penerangan Sempurna dan mendapat gelar SANG BUDDHA.


PENCAPAIAN PARINIBBANA:

haxims.blogspot.com

Ketika usia 80 tahun Sang Buddha Wafat atau PARINIBBANA di Kusinara. Semua mahkluk memberikan penghormatan kepada Sang Buddha dan begitu juga Para anggota Sanggha , mereka bersujud sebagai tanda penghormatan terakhirnya kepada Sang Buddha.


Waisak sebagai sebuah hari raya agama Buddha bisa memberikan contoh yang positif kepada setiap orang. Contoh positif yang dapat diteladani adalah pengembangan cinta-kasih kepada setiap makhluk hidup. Wujudnya bisa berupa berdana membantu mereka yang membutuhkan, mendonorkan darah, menjaga lingkungan sekitar dengan hidup sederhana atau perbuatan-perbuatan baik lainnya. Akhirnya satu harapan besar dari hari Waisak tersebut adalah bahwa setiap manusia diharapkan dapat merenungi segala perbuatannya dan setiap saat selalu hidup dengan rasa cinta-kasih tanpa kebencian, seperti yang tertulis di dalam Dhammapada, “Kebencian tidak akan selesai jika dibalas dengan kebencian, tetapi hanya dengan memaafkan dan cinta-kasihlah maka kebencian akan lenyap.”

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS