Lucu rasanya klo melihat realitas yang terjadi ketika Ramadhan tiba di Indonesia. Disaat seharusnya kitabanyak-banyak menahan nafsu dan mengasah nurani, namun justru banyak diantara kita yg malah terjebak nafsu dan kehilangan makna Ramadhan itu sendiri. Berikut fakta-fakta menarik yang biasa kita saksikan di lingkungan kita ketika Ramadhan tiba:
- Harga-harga sembako melonjak naik
- Masjid-masjid akan penuh sesak pada awal Ramadhan namun semakin hari jumlah jamaah akan makin berkurang
- Mal & Plaza yg pada hari2 biasa sudah padat pengunjung kini makin padat saja (hmm.. jadi ingat nasyid ‘Generasi yang Hilang’, sebagian liriknya berbunyi “..orang-orang berjamaah di plaza-plaza..diskotik dan bar jadi rumah suci ‘tuk hilangkan duka dan sakit hati..”)
- Stasiun2 TV berebut menayangkan sinetron religi. Padahal mah ceritanya ga jauh beda ma sinetron biasa, cuma pemainnya aja yg pakaiannya lebih tertutup, dan malah kadang pemainnya itu seorang non muslim! Syukur2 bila dengan begitu aktor/aktris tsb bisa mendapat hidayah, tp klo enga bisa2 dia malah jd idola baru bagi remaja2 muslim di tanah air ckck..
- Iklan makanan & minuman yg menggoda makin sering muncul di TV
- Makanan yg biasanya tersaji sederhana pada hari biasa, kini menjadi istimewa
- Para orang tua sibuk mencari pakaian baru untuk anaknya
- Sepuluh hari terakhir ketika seharusnya kita makin mendekat pada-Nya dan beri’tikaf, namun sebagian besar malah sibuk mengurusi mudik
- Pengemis makin menjamur dimana-mana
- De eL eL... (Hal2 diatas cuma pendapat pribadi ko, boleh setuju boleh engga, atw klo mo nambahin jg gpp)
Yup, Bulan Ramadhan merupakan bulan training. Training super yang melibatkan kesehatan jasmani dan rohani. Di bulan tersebut, manusia berebut untuk beramal karena memang di bulan ini segala kebaikan akan diganjar berlipat-lipat-lipaaaattt ganda, bahkan tidur aja udah dihitung sebagai ibadah.
Namun, akankah kebaikan2 yg kita lakukan di bulan tersebut dapat terus berlanjut di bulan-bulan berikutnya? Yup, disitulah teman, dimana keikhlasan kita diuji. Ada seorang sahabat yg mengirimkan tausiyah padaku, ” Biarlah Allah saja yg menyemangati kita, sehingga tanpa sadar setiap peristiwa menjadi teguran atas kemalasan kita. Cukuplah Allah saja yg memelihara ketekunan kita, karena perhatian manusia terkadang menghanyutkan keikhlasan. Sahabat..semoga Allah menjadikan kita pribadi yg bermakna: pribadi yg saat berbaur ia mampu menyemangati yg lain & saat sendiri ia mampu menguatkan dirinya sendiri..
- Harga-harga sembako melonjak naik
- Masjid-masjid akan penuh sesak pada awal Ramadhan namun semakin hari jumlah jamaah akan makin berkurang
- Mal & Plaza yg pada hari2 biasa sudah padat pengunjung kini makin padat saja (hmm.. jadi ingat nasyid ‘Generasi yang Hilang’, sebagian liriknya berbunyi “..orang-orang berjamaah di plaza-plaza..diskotik dan bar jadi rumah suci ‘tuk hilangkan duka dan sakit hati..”)
- Stasiun2 TV berebut menayangkan sinetron religi. Padahal mah ceritanya ga jauh beda ma sinetron biasa, cuma pemainnya aja yg pakaiannya lebih tertutup, dan malah kadang pemainnya itu seorang non muslim! Syukur2 bila dengan begitu aktor/aktris tsb bisa mendapat hidayah, tp klo enga bisa2 dia malah jd idola baru bagi remaja2 muslim di tanah air ckck..
- Iklan makanan & minuman yg menggoda makin sering muncul di TV
- Makanan yg biasanya tersaji sederhana pada hari biasa, kini menjadi istimewa
- Para orang tua sibuk mencari pakaian baru untuk anaknya
- Sepuluh hari terakhir ketika seharusnya kita makin mendekat pada-Nya dan beri’tikaf, namun sebagian besar malah sibuk mengurusi mudik
- Pengemis makin menjamur dimana-mana
- De eL eL... (Hal2 diatas cuma pendapat pribadi ko, boleh setuju boleh engga, atw klo mo nambahin jg gpp)
Yup, Bulan Ramadhan merupakan bulan training. Training super yang melibatkan kesehatan jasmani dan rohani. Di bulan tersebut, manusia berebut untuk beramal karena memang di bulan ini segala kebaikan akan diganjar berlipat-lipat-lipaaaattt ganda, bahkan tidur aja udah dihitung sebagai ibadah.
Namun, akankah kebaikan2 yg kita lakukan di bulan tersebut dapat terus berlanjut di bulan-bulan berikutnya? Yup, disitulah teman, dimana keikhlasan kita diuji. Ada seorang sahabat yg mengirimkan tausiyah padaku, ” Biarlah Allah saja yg menyemangati kita, sehingga tanpa sadar setiap peristiwa menjadi teguran atas kemalasan kita. Cukuplah Allah saja yg memelihara ketekunan kita, karena perhatian manusia terkadang menghanyutkan keikhlasan. Sahabat..semoga Allah menjadikan kita pribadi yg bermakna: pribadi yg saat berbaur ia mampu menyemangati yg lain & saat sendiri ia mampu menguatkan dirinya sendiri..
0 komentar:
Posting Komentar